Tentang Kopi dan Kita
Tentang kopi yang pahit dan manis dicampur dalam kehangatan seperti hidup ini pengalaman pahit dan manis bercampur padu tapi nikmati saja. Kadang hidup hanya perlu disyukuri dan merelakan walaupun rasa pahit telah menghampiri. Tapi aku susah melakukanya apalagi merelakan apa yang sudah pergi. Pergi dan tak kembali.
Kopi lebih baik dariku, dia jujur walaupun pahit dia menunjukannya dan dia tidak malu untuk menunjukan warna hitamnya. Tidak sepertiku membohongi dia, membohongi perasaanku sendiri. Hanya karna gengsi untuk berkata, sampai akhirnya aku kehilangan dia.Perempuan macam apa aku ini hanya karna gengsi mengingkari kata hati hah, payahnya diriku dan selalu payah di hal percintaan.
Kopi paitmu di pagi hari selalu ku semogakan bisa berada di satu rumah dengan teh manisku.Tapi mungkin itu hanya akan menjadi semoga. Janganka serumah untuk mengunjungimu saja aku sudah tak boleh.
Kopi itu sama seperti penyesalan karna paling pahit itu saat terakhir, penyesalan juga begitu pahitnya datang terakhir setelah semuanya sudah terjadi, setelah aku kehilangan dia aku menyadari bahwa aku cinta padanya.
Jika ada seseorang tidak suka kopi jangan disuguhi kopi pastinya dia tidak akan meminumnya. Seperti itulah cinta jika di masa PDKT kamu sudah bersikap dingin padanya pastinya dia takut untuk menembak. Jika suka ya respon dia, Cewek yang suka tapi bersikap dingin itu hanya ingin mencari tahu apakah si cowok benar-benar mencintainya.
Jikalau kopi bisa menjadi penenangmu di pagi hari bisakah aku menggantikan posisi kopi itu? atau aku membuatkan kopi spesial di pagi hari untukmu? aku ingin sekali tapi apa daya kau sudah ada yang punya, semoga kau bahagia walaupun aku tak rela.
Kopi, semoga menyampaikan padanya bahwa aku merindunya dengan sangat setiap hari aku selalu merindu. Karna kamu yang selalu dekat denganya di pagi hari.
andaikan dapat terulang lagi bolehkah aku memulai dengan sikap tidaK dingin dan kembali pada waktu yang sama, iya sama indahnya seperti dulu saat kita dekat. Tapi nyatanya kita tidak bisa memutar waktu.
Comments
Post a Comment