MENGANTAR HANUM
Hanum bukan wanita biasa pada umumnya, Manisnya tiada tanding. Dia selalu merasa tidak pantas untuk Farhan, sedangkan Farhan merasa paling beruntung memiliki Hanum
Farhan hanyalah laki - laki biasa yang berusaha sekuat mungkin membahagiakan Hanum. Walaupun sebenarnya bahagianya Hanum sangat sederhana.
Lusa tadi Farhan mengantar Hanum hingga fajar mulai menampakkan keindahan warna jingganya yang menemani kita menyusuri sudut - sudut desa sambil melewati padi yang mulai mendunduk.
Farhan senang melihat ani tertawa merkah bagaikan bunga almarilis yang mekar pada bulan Desember
"Dik, apa yang membuatmu berjuang sampai sejauh ini. Kamu tahu sendiri kan aku hanya ke sawah menanam padi dan memastikan bahwa kamu sudah makan serta bahagia hari ini" Tanya Farhan saat melihat betapa desing deburan angin menerpa wajah Hanum yang tersenyum tipis sambil menggerakkan matanya yang melirik ke arah sawah
"Tidak ada yang lebih bahagia dari dua insan yang bersyukur, Mas"
Jawab Hanum yang membuat Farhan tidak bisa berkata - kata lagi, seperti dibungkam senyum manis Hanum dengan lembutnya.
Apa memang dunia ini untuk Hanum dan Farhan?
Aku belum menemui seseorang yang setulus itu perihal mencintai
Entah sepeda onthel yang mengantarkan cinta Meraka
Atau padi yang tumbuh sebab cinta mereka begitu tulus
Comments
Post a Comment